Angga Aliya - detikFinance
Jakarta -
Banyak orang merasa bingung saat hendak membeli rumah. Selain karena
situasi perekonomian yang fluktuatif, orang merasa ragu membeli rumah
karena merasa dana yang dimiliki tidak cukup besar.
Nah, di
tengah situasi ekonomi tidak menentu seperti sekarang ini, anda bisa
memperhatikan beberapa langkah yang mencirikan anda siap untuk
berkomitmen membeli rumah. Jika ciri-ciri di bawah ini sudah cocok
dengan anda, seperti dikutip dari investopedia, Rabu (7/12/2011), maka saatnya menelpon pengembang ataupun agen real estat dan mulailah proses berburu rumah.
Berikut tanda-tanda Anda sudah siap untuk membeli rumah:
1. Anda Siap Berkomitmen
Pertama-tama,
jika anda belum siap berkomitmen, sebaiknya anda jangan dulu membeli
rumah. Kepemilikan rumah dibuntuti dengan banyak kewajiban baru, seperti
perawatan, pajak dan proses jual beli yang cukup rumit. Belum lagi anda
harus melewati proses tersebut jika ingin pindah dan terpaksa menjual
rumah tersebut.
Urusan notaris, biaya pindahan, dan biaya-biaya
tambahan lainnya dalam membeli rumah biasanya cukup merepotkan. Dengan
banyaknya biaya ini, akan sebaiknya memikirkan untuk tinggal di tempat
tersebut untuk waktu yang cukup lama. Pekerjaan dengan gaji yang tetap
harus menjadi pertimbangan utama dalam membeli rumah, tentunya supaya
bisa lancar membayar kredit dan melunasinya dengan cepat jika ada
tambahan pemasukan.
Jika anda merasa bisa berkomitmen untuk
tinggal di rumah baru setidaknya selama lima tahun ke depan, maka ini
waktu yang tepat untuk segera membeli rumah. Tapi, jika anda agak sulit
untuk berkomitmen, tidak terlalu menjadi masalah karena anda bisa
menyewakan atau menjual kembali saat anda berubah pikiran.
2. Biaya punya rumah lebih murah daripada sewa
Jika
setelah anda perhatikan sewa rumah anda selama ini menjadi terlalu
mahal daripada cicilan rumah per bulan, sudah saatnya mempertimbangkan
untuk membeli rumah. Cari bank yang sesuai dengan keinginan dan mulailah
membicarakan kredit pemilikan rumah (KPR). Cari lokasi yang sesuai
dengan kantong, jangan memaksakan diri.
Hitung juga biaya
pengeluaran lain-lain untuk rumah tersebut, seperti uang keamanan dan
kebersihan, lalu bandingkan dengan biaya sewa rumah tadi. Jika ternyata
biayanya lebih murah atau malah sama, sebaiknya anda alokasikan dana
tersebut untuk cicilan rumah. Karena, daripada terus menerus bayar sewa
namun tidak dapat apa-apa lebih baik uangnya 'ditabung' di rumah baru.
3. Situasi pasar mendukung
Jika
permintaan mulai melambat dan banyak rumah dibangun namun sepi pembeli
serta kondisi pasar yang sedang lesu, inilah situasi yang sangat
mendukung untuk membeli rumah. Anda punya banyak kesempatan untuk
menawar harga dalam situasi seperti ini. Bukan tidak mungkin anda
mendapatkan rumah impian anda di bawah harga normal.
Satu hal
yang harus anda perhatikan, jangan sampai salah membaca situasi karena
jika permintaan sedang tinggi dan jumlah rumah terbatas, anda sama
sekali tidak bisa melakukan penawaran. Bahkan, rumah impian anda bukan
tidak mungkin harganya melonjak lebih dari setengah.
4. Bunga kredit rendah
Saat
bunga KPR rendah, atau ada bank yang menurunkan tingkat bunganya, ini
saat yang sangat tepat mencari rumah. Anda bisa mendapatkan bungan yang
tidak terlalu 'mencekik' kantong anda setiap bulannya, yang
ujung-ujungnya bisa menghemat beberapa juta rupiah dalam tahun-tahun
mendatang.
Meski perbedaan bunganya hanya nol koma persen,
pengaruhnya sangat banyak apalagi untuk jangkapanjang. Sebagai contoh,
ada sebuah rumah dengan harga Rp 220 juta. Antara bunga 4,2% dan 4,5%
ada selisih bunga sekitar Rp 13,993 juta untuk cicilan dalam jangka
waktu 30 tahun. Uang sebesar itu tentu cukup besar dan bisa digunakan
untuk keperluan lain.
5. Punya cukup tabungan untuk uang muka
Memiliki
uang yang cukup besar di tabungan untuk uang muka rumah sama pentingnya
dengan bunga yang rendah. Intinya, semakin kecil utang, semakin kecil
cicilan dan bunganya yang harus dibayar per bulan. Jika punya uang
banyak, anda tidak perlu berpikir panjang untuk segera menanamkan
semuanya di sebuah rumah.
Memang sangat menggiurkan untuk
menggunakan uang tersebut di hal-hal lain seperti jalan-jalan ke luar
negeri, mobil baru, atau belanja. Tapi anda harus ingat, beberapa hal
yang tadi disebutkan bukanlah sebuah investasi yang akan memberikan anda
imbal hasil.
6. Tunggu musim yang tepat
Pada
musim panas biasanya para pengembang menyediakan lebih banyak rumah
dengan berbagai macam promosi untuk menarik pembeli. Tapi anda harus
ingat juga, selain makin banyaknya rumah, pada waktu musim panas jumlah
para pembeli pun bisa tiba-tiba membengkak.
Dengan demikian, anda
akan mendapat sedikit hambatan dalam mencari rumah impian, belum lagi
kesulitan untuk tawar-menawar. Dalam situasi seperti ini biasanya anda
harus pintar-pintar melihat kondisi pasar.
Biasanya, meski tidak
sering, banyak orang enggan membeli rumah pada saat musim hujan karena
akan repot jika melakukan pindahan. Nah, ini bisa menjadi waktu yang
cocok untuk membeli rumah. Namun, anda tidak perlu langsung menempati
rumah tersebut. Tunggu sampai musim kembali panas dan anda bisa segera
pindah ke rumah tersebut.
Kesimpulan:
Lazimnya,
waktu yang tepat untuk menjual atau membeli rumah tidak sepenuhnya bisa
anda kontrol. Akan tetapi, jika anda punya sedikit saja kesempatan
untuk mengetahui waktu yang tepat, anda bisa menghemat uang cukup
banyak. Anda harus ingat, membeli rumah adalah sebuah komitmen yang
besar, jadi anda sebaiknya tidak tergesa-gesa jika belum siap benar
untuk seluruh tanggung jawabnya.
Jika anda memang sudah
benar-benar siap berkomitmen ditambah dengan adanya beberapa faktor
pendukung seperti yang sudah dijabarkan di atas, maka sudah saatnya
mencari rumah impian anda.
(ang/qom)
http://finance.detik.com/read/2011/12/07/083255/1784721/1016/kapan-saat-tepat-membeli-rumah?f9911023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar